"Abai Masker" Catatan Tarawih di Hari Pertama,
Kamis, 23 April 2020. malam jumat.. suasana cerah, seperti biasa sebelum memasuki bulan puasa mandi besar niat puasa sebulan penuh.
Anak-anak kelihatan ceria menyambut ramadhan, ditengah lock down pandemi covid-19. Setelah sekian lama sebulan lebih belajar dirumah (work and stay at home).
Tepat pukul 19.00 kami menuju mushala sebelah rumah yang jaraknya hanya selemparan batu.
Kami sarankan kepada istri dan anak-anak untuk mengenakan masker.
Namun kami cukup kaget. terkesan biasa. seperti tidak ada apa-masyarakat seolah tak mau tahu. banyak bergerombol. duduk dan shaf tidak diatur. apalagi memakai masker. mereka masih "abai masker". mungkin karena kurangnya informasi dengan kata lain butuh edukasi, dan aturan larangan tegas dari aparat.
Memang kalau di desa tidak gegap gempita seperti di kota. Semarak Ramadhan kelihatan tak seperti hari biasanya. Tidak ada tadarus seperti tahun lalu. keras-keras. habis shalat tidak ada salaman. Langsung bubar.
Ditengah pandemi covid-19 ini masih terasa orang menjaga jarak. Tidak dengan di des, jamaah mushala sebelah rumah. Kelihatan cuek. Masa bodoh. Kelihatan hanya kami sekeluarga yang memakai masker.
Padahal himbauan pemerintah protokol kesehatan tetap diterapkan jika mau melaksanakan tarawih berjamaah. Boleh bagi daerah hijau melakukan tarawih berjamaah dengan catatan mematuhi anjuran pemerintah.
Advertisement