Basis Filosofi Riset Ilmu Sosial pada Pendekatan Positivism dan Interpretative
Positivisme adalah riset yang menjelaskan bagaimana variabel-variabel saling berinteraksi,
membentuk suatu kejadian, dan menghasilkan sesuatu. Semuanya dilakukan dengan
pendekatan kuantitatif. Sering penjelasn-penjelasan tersebut dikembangkan dan
diuji dalam studi eksperimental. Diantara kontribusi penting dari tipe riset ini
adalah analisis multivariate dan teknik-teknik peramalan statistik. Contoh judul penelitian kuantitatif : "Pengaruh Kecerdasan Emosional, Motivasi dan Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Pemalang".
Perspektif interpretivist/constructivist merupakan riset kualitatif, memandang dunia sebagai sesuatu yang
dikonstruksi, ditafsirkan, dan dialami oleh orang dalam interaksinya dengan
sesama serta dalam sistem sosial yang lebih luas. Menurut paradigma ini sifat
dasar penelitian adalah penafsiran, sedangkan tujuannya adalah untuk memahami
fenomena tertentu. Bukan untuk melakukan generalisasi dari populasi.
Penelitian
pada paradigma ini besifat alamiah karena diterapkan pada situasi dunia nyata. Contoh Peneltian Kualitatif : Pelaksanaan Gugus Kendali Mutu Terpadu di
Divisi Produksi PT Perkasa Engineering Semarang”
Desain penelitian Kualitatif. Bersifat fleksibel, subjektif dan tidak membuat generelisasi, bercirikan :
1. Subjek yang diteliti berkedudukan sama dengan peneliti, jadi tidak sebagai
objek atau yang lebih rendah kedudukannya.
2. Data dikumpulkan dalam kondisi yang asli atau alamiah (natural setting)
3. Peneliti sebagai alat penelitian, peneliti sebagai alat utama pengumpul
data.
4. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri melalui
pengamatan dan wawancara
5. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka.
6. Dalam
pengumpulan data, data dideskripsikan dan ditulis dalam laporan.
7. Penelitian kualitatif lebih mengutamakan proses daripada hasil, dalam
pengumpulan data, berbagai variabel yang saling mempengaruhi
diperhatikan hasil dan akibatnya.
8. Apa yang ada di balik tingkah laku manusia merupakan hal yang pokok bagi
penelitian kualitatif.
9. Apa yang diucapkan dan dilakukan orang (subyek
penelitian) dicari maknanya berdasar kerangka pemikiran dan perasaan dari
subyek itu sendiri.
10. Mengutamakan data langsung atau "first hand".
11. Peneliti dituntut untuk
melakukan sendiri kegiatan penelitian di lapangan.
11. Menggunakan metode triangulasi secara ekstensif, baik tringulasi metode
maupun triangulasi sumber data, untuk menghilangkan subjektivitas.
12. Data dikumpulkan dari berbagai sumber dan menggunakan berbagai metode,
untuk meningkatkan objektivitas.
13. Mementingkan rincian kontekstual. Peneliti mengumpulkan dan mencatat
data yang sangat rinci mengenai hal-hal yang dianggap bertalian dengan
masalah yang diteliti.
14. Mengutamakan perspektif emik, artinya mementingkan pandangan subyek
penelitian, yaitu bagaimana subjek memandang dan menafsirkan dunia dari
sisi pendiriannya sendiri.
15. Verifikasi. Menguji kebenaran data, misalnya melalui pengamatan
terhadap kasus yang bertentangan atau negatif.
16. Jika menggunakan sampel, pengambilan sampel dilakukan secara purposif.
Sampelnya sedikit dan dipilih berdasar tujuan penelitian.
17. Menggunakan "Audit trail". Mengecek kebenaran data dengan melacak
(mengikuti jejak) pengambilan data, peneliti harus mencantumkan metode
pengumpulan dan analisis data, agar bisa dilacak. Misalnya menggunakan
metode dokumenter (data yang ada di dalam arsip, foto, rekaman audio,
rekaman video).
18. Mengadakan analisis sejak awal penelitian. Data yang diperoleh langsung
dianalisis, dilanjutkan dengan pencarian data lagi dan dianalisis, demikian
seterusnya sampai dianggap mencapai hasil yang memadai.
19. Teori bersifat dari dasar (grounded theory). Dengan data yang diperoleh dari
penelitian di lapangan dapat dirumuskan kesimpulan yang menjadi teori
substantif
Advertisement